Setiap akhwat tentu menginginkan agar memiliki rumah tangga yang harmonis di kehidupannya. Namun bagaimana menjadikan kehidupan rumah tangga harmonis sendiri tidaklah sulit jika kita sungguh-sungguh ingin mewujudkannya. Dalam bersatunya dua insan yang tidak ada hubungan darah dan di ikat dalam tali pernikahan tentu akan menimbulkan berbagai persoalan. Apalagi ketika kita ditemukan oleh sang imam dalam waktu perkenalan yang singkat. Mengenalnya lebih jauh akan menjadi tantangan bagi akhwat untuk bisa mewujudkan cita-cita membangun keluarga sakinah mawaddah dan warahmah tersebut.
Goresan kata-kata ini ditulis bukan untuk menggurui akhwat semua bahwa membangun rumah tangga harmonis itu sangat mudah, Tidak! tidak ada niat sama sekali. Tetapi coretan ini sedikit memberi gambaran kepada akhwat bahwa orang yang dulu asing dan sekarang menjadi penaggung jawabmu dunia akhirat itu adalah orang yang sangat penting untuk di bahagiakan. Sedikit tips sederhana yang membuat kehidupan berumah tanggamu menjadi terasa seperti istana yang bermandikan barakah, insyaAllah Salah satunya:
Yang pertama: Jangan menyimpan keraguan saat menjelang pernikahan. Loh maksudnya? Begini akhwat yang sholehah sebelum memutuskan menerima lamaran tidak haram hukumnya bagimu untuk berfikir terlebih dahulu. Mempelajari karakternya dengan mengenalnya lebih jauh. Jika ada rasa was-wasmu dalam menerimanya karena masa lalunya yang buruk, kamu berhak bertanya tentangnya pada orang terdekatnya, temannya dan tetangganya. Istikharah dan meminta waktu berfikir (namun tidak berlebihan). Jika kekhawatiranmu tetap tidak kunjung mereda, kamu boleh mengajukan syarat sebelum pernikahan. Seperti yang dilakukan oleh Anna Althafunnisa sebelum dinikahi Furqon dalam film Ketika Cinta Bertasbih maka itu tidaklah dilarang (hanya mengambil ilmunya).
Yang kedua: Lakukan hal-hal sepele untuk niat memuliakan suami dengan buang semua rasa gengsi (manjakan suami). Memberikan kebahagiaan kepada suami tidak perlu hal-hal yang mewah. Coba lakukan hal mudah seperti mencuci kakinya ketika dia pulang bekerja. Apapun pekerjaanya, cuci kakinya sebelum dia ingin tidur. Beri sedikit rempah dan esensial pengharum. Jika logika dan harga diri yang bicara tentu akhwat akan berfikir kegiatan ini adalah sesuatu yang sepele dan membuat seolah-olah suami adalah raja? Lalu memijatnya walau kamu sendiri juga lelah. Tidak akhwatku, memuliakannya tidak akan menghinakanmu. Yakinlah!.
Yang ketiga: Pahamilah mood suamimu. Adakalanya kita sendiri juga harus peka terhadap keadaan hatinya. Ketika wajahnya sudah menyiratkan lelah walau ditutup dengan senyuman tapi percayalah kamu pasti mengetahuinya dengan indera hatimu. Jika kamu tau dia sedang lelah jangan ajak dia bercerita lebih banyak, apalagi mengadukan sekian banyak permasalahanmu sepanjang hari padanya. Memang kodrat “cerewet dan banyak berbicara” pada kaum hawa itu sudah lumrah. Ingatlah perasaanmu juga harus mengerti kadang suami juga butuh ruang untuk sendiri. Dia bukan tidak ingin memberitahumu tentang suasana hatinya apalagi melarangmu berkisah panjang lebar dengannya.yang ditakutkan ketika dia jenuh dan kesal dia bisa melontarkan kalimat sederhana yang mungkin bisa jadi mengesalkan perasaanmu. So peka dan mengalah tidak sepenuhnya tugas suami ya…! pembaca akhwatku yang sholehah.
Yang keempat: Sesekali berilah dia kejutan dengan mengabulkan keinginannya dengan cara yang manis. Ketika ada hari spesial atau kamu sendiri yang ingin mengistimewakan suatu moment berilah dia Hadiah dengan sesuatu yang mungkin sangat dia inginkan. Jadi sebelum moment indah itu ada berarti rasa pengertianmu harus ada di taraf tertinggi. Mencari tahu apa yang sedang dia inginkan (selagi dalam garis baik dan halal di mata syariah). Walau mungkin itu berupa benda mahal, bukan berarti kamu akan enggan melakukan pengorbanan. Jadi, kepo nya boleh lah yaa kalau demi kebaikan seperti ini.
Yang kelima: Ketika terjadi perselisihan, terlepas siapapun yang benar meminta maaf tidak akan membuat harga dirimu terluka. Menjaga rumah tangga membutuhkan hati yang lapang. Ingat-ingat kembali kebaikannya, ingat kembali pengorbanan dan jasa besarnya. Saat bertebaran kaum adam di muka bumi berani mengatakanmu indah, tapi dia memberanikan diri tidak hanya ucapan kata tapi dengan khitbah. Saat yang lain hanya berani memuji dia malah berani datang pada ayahmu menghadap diri. Jangan malu meminta maafnya, walau kamu tidak salah. Fikirkanlah, apa bisa kamu memejamkan mata ketika hatinya tidak redha dengan permasalah yang sedang terjadi? Bujuklah dia dengan kata lembut. Senangkan hatinya dan buatlah dia rindu akan rumah sehingga dia tidak akan memikirkan tempat lain untuk singgah demi kita yang berani berjuang membuatnya bahagia.
Yang keenam: Jangan jadi wanita yang egois. Akhwat yang baik, mungkin suamimu sudah mengambil tanggung jawabmu secara penuh. Namun dia bukan milikmu seutuhnya. Dia punya wanita lain yang juga butuh perhatiannya. Cinta pertamanya, ibunya. Jangan memonopoli suami untuk dirimu sendiri. Jangan mencurigainya saat dia memberimu hanya secukup nafkah. Ibunya juga butuh biaya untuk hidup, atau mungkin adiknya juga membutuhkan bantuan kakaknya untuk sekolah. Jadi bijaklah dalam masalah sensitif ini, karena lelaki hebat itu sudah mau bersaksi pada Allah akan kehidupanmu. Bantu dia menepati tanggung jawab itu dengan menjadi istri yang tangguh dan tidak mengeluh.
Yang ketujuh: Membimbing kepada Allah memang tugas suami. Tapi mengingatkan pada Allah juga tugas istri. Ajak suami untuk berjamaah di kala sunnah, dan melangkah bersama ke Masjid di waktu fardhu. Minta dibimbing membaca Kalam Allah, dzikir, puasa sunnah, dhuha dan sebagainya.
Yang kedelapan: Siapkanlah waktu minimal satu jam sehari untuk berbincang dari hati ke hati. Komunikasi adalah hal yang penting untuk keberlangsungan rumah tangga. Jadi luangkanlah waktu misalnya pagi saat santai meminum teh atau sebelum tidur untuk saling berbagi cerita. Berbagi masalah satu sama lain atau setidaknya hal lain yang terlepas dari gadget aatau alat elektronik lainnya. Insyaallah semua akan menunjang kebahagiaan dan rasa percaya pada pasangan atau anggota keluarga.
Yang terakhir: Pahamilah makna menjadi istri yang sebenarnya. Istri tidak hanya sekedar gelar bahwa kamu bukan milik orang tua saja. Tapi makna istri itu sangatlah banyak. Salah satunya bagi penulis bahwa istri adalah sebuah orde baru kehidupan wanita yang memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar. Seperti terhadap suami, ia adalah orang Asing yang baru kita kenal, yang jauh dari kata sempurna dan bisa memahami kita seperti keluarga yang sudah bersama kita disepanjang hidup. Menjadi mahkota yang harus memelihara kehormatan suami seharusnya kita bisa bangga bahwa imam ini menjemput kita dengan segala keberanian dan mau menanggung dosa dan konsekuensi syurga neraka hanya demi mengambil alih tugas ayah kita. Jangan pernah coba meremehkan bahwa menjadi istri itu hanya sekedar tanggung jawab pada suami saja, clear tugasmu selesai. Maaf akhwatku, tidak seringan itu. Dengan menikah dengannya, maka kini ibumu bertambah satu, ayah yang menyayangimu juga kini sudah tidak juga sendiri. Adikmu yang harus kamu sayangi tidak lagi yang selalu kamu jahili kemarin, dan kakak yang jadi tempatmu menaruh hormat tidak lagi hanya itu. Fix itu berat dan itu butuh kesungguhan hati menerima keluarga baru dengan karakter yang juga rahasia bagi kehidupanmu.
Cukup sekian catatan tentang Tips Rumah Tangga Harmonis kali. semoga artikel ini bisa membantu meningkatkan pengetahuan akhwat pembaca semua. Terima kasih, Wassalamualaikum//morioktavia